Honzuki no Gekokujou Volume 1 Chapter 13 Bahasa Indonesia – Membantu Otto Bahasa Indonesia

Reader Settings

Size :
A-16A+
Daftar Isi

Honzuki no Gekokujou: Shisho ni Naru Tame ni wa Shudan wo Erandeiraremasen
Volume 1 Chapter 13 Bahasa Indonesia – Membantu Otto

Membantu Otto

Translator : Wabbaj4ck 

Profreader : Another Chan

Di kota ini, orang-orang pergi mengumpulkan parue pada hari yang cerah di musim dingin. Terakhir kali Ayah dan Tuuli pergi bersama, itu karena Ayah sedang libur, tapi kali ini, dia harus bekerja.

Aku pikir kita akan berhenti mencari parue, sampai aku melihat Ibu yang sedang mengambil mantelnya. “Aku akan pergi dengan Tuuli hari ini.”

Parue memiliki banyak manfaatnya dan keluarga kami menginginkan buah itu sebanyak mungkin. Karena aku cukup tidak berguna ketika ada hal yang melibatkanku untuk pergi ke luar, Setidaknya aku harus menunjukkan dukungan secara emosional.

Semoga berhasil, Tuuli! Kau pasti bisa melakukannya! Aku percaya padamu, Ibu!

Ibu pergi dengan Tuuli ke hutan, merupakan salahku. Aku lemah, sakit-sakitan, dan pada umumnya hanyalah seroang beban. Mereka tidak akan membawaku ke hutan, jika pada akhirnya aku malah akan terbaring di tempat tidur. Tapi mereka tidak bisa meninggalkanku sendirian, karena mereka tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika aku dibiarkan sendiri. kebenaran yang pahit, tapi sebenarnya, mereka tidak salah.

Ayah, setelah memikirkan hal ini dalam-dalam sementara dia bersiap untuk pergi bekerja, tiba-tiba menepuk tangannya. “… Aku tahu! Myne, bagaimana kalau kamu menunggu di pintu gerbang bersamaku?”

Ayah akan membawaku ke pintu gerbang. Ibu dan Tuuli akan mengumpulkan parue di hutan. Dalam perjalanan mereka kembali, mereka akan menjemputku di pintu gerbang dan membawaku pulang. Kita akan membawa pulang buah parue dan aku tidak akan ditinggalkan sendirian dirumah. Dengan begitu semua orang senang.

“Itu ide yang sangat baik. Oke, Tuuli. kita serahkan Myne pada Gunther.”

“Ya! Sampai jumpa, Myne.”

Ibu, menyelamati ayah atas idenya, dan dengan cepat menyiapkan barang-barangnya dan bergegas pergi dengan Tuuli dalam waktu yang singkat. Mereka harus pergi cepat-cepat karena kau hanya bisa mengumpulkan parue sebelum tengah hari.

“Baiklah, siap untuk pergi? Pintu gerbang menunggumu.”

Okeee… Ini akan menjadi perubahan suasana yang bagus, kurasa. Dan Otto dapat mengajariku beberapa huruf baru jika dia ada di sana, jadi…

Sejujurnya, aku sudah bosan menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah. Setelah gagal membuat Papirus palsu, satu-satunya hal yang bisa ku lakukan di rumah adalah bermain-main dengan batu tulis atau membuat keranjang. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan memiliki begitu banyak waktu luang. Bukulah yang selalu menjadi satu-satunya hal yang dapat menyelamatkanku dari kebosanan.

Kebetulan, lagu “Haru Yo, Koi” (Ayo keluar, musim semi) selalu terngiang-ngiang di kepalaku. Semakin cepat musim semi datang, semakin cepat aku bisa pergi ke luar dan membuat tablet tanah liat. Untuk itu, aku berolahraga setiap pagi dengan harapan supaya aku bisa membangun stamina yang cukup untuk bisa ke luar rumah sendirian.

Keluargaku selalu memandangku aneh, tapi aku tahu bahwa kebugaran fisik bisa dicapai sedikit demi sedikit, hari demi hari, asalkan memiliki tekad yang kuat. Akan tetapi, karena aku telah hidup dengan sangat tidak sehat ketika aku masih Urano, aku hampir tidak tahu rutinitas latihan yang tepat. Aku hanya melakukannya dengan insting.

“Ayah, apakah Otto ada di sana hari ini?”

“Ya, kurasa ada.”

“Yay! Aku akan membawa batu tulisku ke pintu gerbang, lalu…”

Sekarang menunggu di gerbang akan menjadi menyenangkan. Aku bergegas mengambil barang-barangku, yang paling penting aku harus membawa batu tulis.

Setelah memakai baju berlapis-lapis dan menggunakan jaketku, aku mengambil tas jinjingku yang sudah kutenun selama musim dingin dan menaruh batu tulisku di dalamnya. plus dengan pena batu tulisnya. Persiapan lengkap.

“Ayo kita pergi, ayah!”

“… Myne, Apa kau menyukai Otto? ”

“Ya, aku sangat menyukainya.” Maksudku, dia adalah guruku (atau begitulah yang kupikir), dan dia memberiku batu tulis ini. Bagaimana mungkin aku tidak menyukainya?

Kami meninggalkan rumah dan dalam sekejap langsung sadar bahwa udaranya sangat dingin. Angin kecil yang mengenai kulitku saja sudah cukup untuk membuatku merasa kesakitan. Wajahku menjadi kesemutan sehingga aku, Ratu dari semua pemalas, segera mulai merencanakan untuk mengubah minyak parue menjadi semacam krim pelembab.

“Bah! Sangat dingin! ”

Belum lagi saljunya begitu dalam sehingga aku tidak bisa berjalan seperti biasa. Mungkin ada trik untuk berjalan di atas salju, tapi karena aku tidak tumbuh di daerah yang bersalju, aku tidak tahu apa triknya.

Hanya butuh 2 langkah saja untuk membuat kaki kecilku terjebak di dalam salju, membuatku tak bisa bergerak. Tamatlah riwayatku. Masa depanku, hilang. Aku hanya bisa berteriak tolong di dalam kesunyian ini, berharap seseorang mau datang membantuku.

“Ayah! Bagaimana kau bisa berjalan di atas salju?”

“… Sudah cukup. Pegang erat dan jangan jatuh.”

Aku merentangkan tanganku untuk menjaga keseimbanganku, kakiku terjebak di dalam salju ketika ayah berbalik dan berjalan ke arahku dengan ekspresi yang jengkel. Dia menaruh tas jinjingku di lehernya dan menjulurkan tangannya di bawah lenganku sebelum mengangkatku ke udara dan menaruh aku di bahunya.

“Wow! sangat tinggi. Ini sangat keren. ” pandanganku menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan ketika Ralph menggendongku. Aku yang berada diatas bahunya, sama sekali tidak takut. itu semua berkat pekerjaannya sebagai perwira, bahunya lebar dan berotot. Aku bisa duduk diatasnya tanpa perlu khawatir.

ketika aku masih menjadi Urano aku jarang sekali berinteraksi dengan ayahku, tapi aku memiliki beberapa kenangan tentangnya. Dia pernah menggendongku sekali, ketika kami pergi untuk menonton pohon Sakura mekar.

“Pastikan untuk pegangan erat, oke?”

Sudah begitu lama semenjak seseorang mau menggendongku di bahu mereka, itu membuat hatiku berdetak sedikit cepat. Setelah aku memeluk kepalanya, ayah mulai berjalan melewati salju. Gang yang menuju ke jalan belum bersih dari salju dan dengan demikian Ayah dengan cermat mengikuti jejak kaki yang sudah ada sebelum mencapai jalan utama dan dia bisa berjalan dengan normal lagi.

“Myne, aku hanya ingin memberitahumu, kalau Otto itu sudah menikah.” kata Ayah, memecah keheningan dengan pernyataan yang sangat tak terduga.

Um… Apa? Apakah aku pernah bilang kalau aku ingin menikahi Otto? Aku rasa tidak. Aku tidak pernah mengatakan kalau aku ingin menikahi seseorang.

“Um… Jadi? ”

“Istrinya adalah segalanya bagi dia, oke?”

Memangnya apa yang kau pikir anakmu yang 5 tahun ini akan lakukan ? Bahkan jika aku mencintainya, dia tidak akan menganggap seorang gadis 5 tahun dengan sungguh-sungguh. kau sangat bodoh, ayah.

Terlepas dari apa yang ayahku pikirkan, aku tetap tenang. Ayah bersikap menjengkelkan dan aku tidak akan mengatakan “Tapi kau lah yang lebih menakjubkan yah” atau “Aku lebih menyukaimu yah” kepadanya.

“Jadi maksudmu Otto adalah orang yang baik hanya karena dia memperlakukan istrinya dengan baik?”

“…Tidak.” Kata-kataku membuat ayah merajuk sehingga membuat dia diam sepanjang perjalanan.

Dan begitulah, di atas bahu ayah yang paling membosankan di dunia, aku tiba di pintu gerbang.

“Selamat pagi.” secara insting aku langsung menundukkan kepalaku kepada para penjaga yang sedang berdiri di pintu gerbang. Mereka menatapku, mengingatkanku bahwa menundukkan kepala bukanlah adat sapaan di dunia ini. Atau mungkin mereka hanya terkejut melihatku di bahu ayahku.

“Ini adalah Myne, putriku. Istriku akan datang menjemputnya ketika dia selesai mengambil parue. Sampai saat itu, jaga dia di ruang jaga malam. ”

“Dimengerti.”

“Mengerti, Myne? Otto pasti berada di sana juga. Tak perlu berterima kasih.”

Oof… Ayah terdengar agak kesal. Tunggu, apakah ayah cemburu dan sekarang dia akan menjadi jahat kepada Otto? Apakah aku merusak hubungan mereka berdua?

“Um, Ya, aku hanya ingin Otto untuk mengajariku huruf-huruf baru.”

“Kenapa harus Otto?”

Aw… Maaf, Otto. Aku mencoba membantumu tapi ku pikir aku hanya membuat semuanya menjadi lebih buruk. Aku tidak tahu mengapa Ayah jadi begitu cemburu. Aku hanya ingin untuk belajar. Sekarang aku baru sadar bahwa aku tidak terlalu mengerti tentang hubungan anak perempuan dengan ayahnya.

“Aku masuk.” Ayah memberikan ketukan kecil di pintu dan berjalan masuk.

Ruang jaga malam itu memiliki tungku perapian yang benderang dan lampu di atas dek, sehingga jauh lebih terang daripada tempat kami. Meja itu cukup dekat dengan tungku dan ada Otto yang sedang melakukan tugas di atasnya.

“Otto.”

“Kapten… dan Myne? Apa yang terjadi? ”

“Dia akan tinggal di sini sampai pengambilan parue selesai. Tolong awasi dirinya. ” Ayah memberikan instruksi singkat, bisa dibilang terang-terangan sih.

Meminta Otto untuk menjagaku tentu saja mengejutkan dia, karena dia sangat sibuk, dan dia menatap ayah dan tugas yang sedang dikerjakannya dengan ekspresi yang kesulitan

“Hah? Eeeh, tapi… Aku sedang sibuk dengan laporan keuangan, perhitungan anggaran, dan… ”

“Myne. di sini sangat hangat. Pastikan untuk tidak masuk angin. ” Ayah pergi, dan mengabaikan perkataan Otto.

Aku melambaikan selamat tinggal padanya dan berbalik untuk melihat Otto. “Maaf, Tuan Otto. Hanya saja, yaah, mendapatkan batu tulis ini membuatku sangat bahagia, dan melihatmu lagi hari ini membuatku lebih bahagia. ”

“Aku senang mendengar itu. Aku juga senang melihatmu, Myne, tapi eh… ” Otto memberikan tawa yang canggung dan melanjutkan, “tapi itu bukanlah sesuatu untuk meminta maaf, kan?” dengan ekspresi yang bingung.

“Sebenarnya, aku selalu memujimu di depan Ayah, dan dia jadi sangat cemburu…”

“…Aaaah.”

“Jadi, maukah Tuan Otto ingin mengajariku huruf baru? Aku akan diam dan tidak akan mengganggumu sampai Ibu datang untuk menjemputku.” Aku bisa tahu dari perkamen dan tinta yang ada di atas meja bahwa ia berada di tengah-tengah pekerjaannya. Aku tidak bermaksud untuk mengganggunya, tapi aku juga tidak mau untuk melewatkan kesempatan ini untuk belajar huruf baru.

“Yah, baiklah. Entah bagaimana aku bisa merasakan kalau kamu akan tetap tenang dan belajar, Myne, ” Otto menggerutu ketika ia mengambil batu tulisku dan menulis huruf di atasnya.

Sistem penulisan di dunia ini mirip dengan alfabet Inggris. Tidak ada silabus seperti hiragana, atau logogram seperti Kanji. Huruf itu sendiri menentukan bunyi dan makna kata. Ejaanlah yang paling penting.

Otto memiliki kepercayaan dalam keinginanku untuk belajar dengan tenang karena aku telah menghabiskan waktu berjam-jam bermain dengan batu tulis ini setelah dia pertama kali memberikannya kepadaku.

“Myne. Kita tidak ingin kamu masuk angin dan membuat suasana hati kapten menjadi lebih buruk, jadi sini, duduk di sampingku. ” Otto memberikan senyuman dan bergeser sedikit ke samping, memberikan tempat yang lebih luas untukku di samping perapian.

Aku sepenuhnya setuju dengan permintaannya dan duduk di sampingnya bersebelahan dengan tungku tanpa keraguan. “Terima kasih. Sekarang bisa lebih mudah untuk belajar.”

Untuk sesaat, Ruangan itu hanya berisi dengan suara kikisan pena batu tulis, deru api perapian, dan pena tinta yang bergeser di atas perkamen. Setelah aku hafal huruf-huruf yang tertulis, yah kurang lebih begitulah, aku melihat ke atas dan melihat Otto sedang menatap perkamen yang ada di depannya, ekspresinya sangat serius ketika dia melakukan perhitungan.

Dia memang memiliki alat yang tampak seperti sempoa di sampingnya, tapi aku tidak tahu bagaimana benda itu bekerja. Aku hanya menggunakan sempoa di sekolah dasar ketika belajar penambahan dan pengurangan, jadi jika barang itu bekerja persis seperti sempoa, maka aku tidak tahu bagaimana menggunakannya.

Aku menunggu sampai dia menyelesaikan beberapa bagian dokumen itu sebelum memanggilnya. “Tuan Otto, apa yang kamu lakukan?”

“Menyiapkan laporan keuangan dan anggaran. Selama musim dingin kita perlu mempersiapkan anggaran untuk tahun depan dan mengirimkannya sebelum musim semi, tetapi kebanyakan tentara tidak tau matematika. Aku yang paling sering diperintahkan jika berurusan dengan uang, jadi aku menulis laporan keuangan dan anggaran kami. ”

“Jadi semua orang hanya memberikan pekerjaan mereka pada padamu, Hm?”

Aku melihat pada perkamen itu, dan meskipun aku tidak bisa membaca kata-katanya, ada tiga angka yang bertumpuk di samping garis teks. Jika aku harus menebak, nomor pertama adalah harga sesuatu, nomor kedua adalah kuantitas dari sesuatu yang mereka butuhkan, dan nomor ketiga adalah jumlah pengeluarannya. Tampaknya dua angka pertama dikalikan untuk mendapatkan angka ketiga, jadi ya.

Aku memandang isi perkamen itu, Kemungkinan isinya itu adalah permintaan untuk pembelian peralatan baru. Dan aku melihat ada kesalahan perkalian. “Tunggu. Tuan Otto, Bukankah ini salah? ”

“Apa?”

“Ini adalah 75 dan 30, kan? Aku percaya mereka berdua akan menghasilkan 2.250.” Meskipun aku bisa membaca angka, aku tidak tahu perkalian disebut apa di dunia ini dan dengan begitu aku jadi agak ambigu ketika menjelaskannya, tapi Otto tampaknya memahami perkataanku.

“Tunggu, apa? Bagaimana kamu bisa tahu matematika sementara kamu tidak tahu membaca? ”

“Eheheh. Ibuku mengajariku angka ketika di pasar. Aku bisa melihat angkanya dan melakukan perhitungan, tapi aku tidak bisa mengerti apa pun selain itu. ”

Setelah mendengar bahwa aku tidak bisa membaca apa yang tertulis di perkamen, Otto mulai berpikir tentang sesuatu. Aku mendengar dia bergumam pada dirinya sendiri, “tidak, aku tidak boleh… Tapi… ” dia bolak-balik kertasnya dan berkata. “… Myne, aku akan menghiraukan harga diriku untuk menanyakan hal ini. Bisakah kau membantuku? ”

Um… Apakah ini sejenis tawaran yang harus aku terima? Maksudku, kesampingkan semua masalah mengenai informasi rahasia, Bukankah terlalu berlebihan untuk meminta seorang anak kecil untuk membantumu? Kurasa di tempat yang sempit seperti ini ia akan menyambut bantuan siapa saja yang paham dengan matematika, bahkan seorang anak kecil?

Dia mengatakan bahwa dia “menghiraukan harga dirinya,” Jadi aku bisa mengerti bahwa itu tidaklah normal untuk meminta bantuan seorang anak kecil. Dan aku ingin membantunya, jika dia dalam kesulitan. Terutama karena aku ingin sesuatu darinya juga. Ini tampak seperti tempat yang sempurna untuk bernegosiasi.

“Oke, aku akan membantumu. Jika kamu terus mengajariku huruf dan membelikan pena batu tulis untukku.”

“Apa?” Dia mungkin tidak membayangkan seorang gadis kecil untuk tiba-tiba memberikan syarat seperti itu. Matanya terbuka lebar.

Tersenyum kecil pada reaksinya yang sesuai prediksi, aku kemudian menjelaskan situasiku. “Seperti yang aku katakan, aku mengerti angka karena ibu mengajarinya. Tapi aku tidak tahu huruf-huruf. Jadi aku ingin kamu mengajari semua huruf-huruf itu kepadaku. ”

“Aku oke oke saja dengan itu, tapi… Kenapa harus dengan pena batu tulis? Mereka tidak begitu mahal, kan? ” Otto benar, mereka dijual di pasar dengan harga yang murah.

“Ibu dan ayah dulunya sering membelinya untukku, tapi sekarang mereka tidak mau, jadi…”

“Kenapa mereka tidak mau?”

“Aku selalu menulis dengan batu tulis sepanjang hari. Tidak peduli berapa banyak yang mereka beli, aku selalu membutuhkan lebih banyak lagi. ”

“Ahahahahah…”

Berjam-jam menulis dalam sehari cukup untuk menghabiskan satu pena batu tulis dalam waktu yang singkat. Karena aku tidak pernah mendapatkan uang saku, jadi mendapatkan pasokan pena batu tulis yang stabil adalah masalah hidup atau mati.

“Po-pokoknya! Intinya adalah, aku bukanlah gadis murahan yang bekerja secara gratis. ”

“… Aku pikir syaratmu itu cukup murah, tapi Baiklah. ” Otto tersenyum dan setuju untuk secara resmi menjadi guruku.

“Apa yang harus aku lakukan?”

“Apakah kamu keberatan untuk memastikan perhitungan ini jika sudah benar? Pada dasarnya, aku tidak tahu di mana kesalahannya berada, jadi untuk memeriksa semuanya memakan waktu yang banyak. ”

Rupanya ia sedang memeriksa dokumen yang dibuat orang lain. Tentu saja di dunia ini tidak ada komputer, tetapi meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk membuat dokumen, semua perhitungan yang tertulis pada dokumen itu harus diperiksa secara manual.

“Aku kira kamu ditemani oleh tentara lain yang dapat melakukan matematika.”

“… Itu akan menjadi sangat bagus, tapi aku berhasil dipekerjakan di tempat ini karena aku bisa melakukan hal-hal seperti ini , jadi… ”

Sepertinya ada beberapa alasan khusus kenapa Otto bisa menjadi seorang prajurit. Sebagai seseorang yang lapar akan segala macam informasi, aku sangat ingin untuk bertanya tentang ceritanya dengan lebih detil, tapi beban kerja kami begitu besar jadi aku mengurungkan keingintahuanku dan menyimpannya untuk nanti.

“Myne, Apakah kamu memerlukan Kalkulator (sempoa)?”

“Aku bahkan tidak tahu cara menggunakan mereka, jadi aku hanya akan menggunakan batu tulis.” Batu tulis dapat dengan mudah menggantikan kertas memo untuk berhitung karena segala sesuatu yang tertulis di atasnya bisa terhapus.

Aku menuliskan perhitungannya di batu tulis dan membantunya mengecek kembali. Tiba-tiba kepalaku dipenuhi dengan angka-angka di dunia ini, Menulis mereka tidak menjadi masalah.

“Wow, lancar sekali. Aku terkesan padamu, Myne, dan aku sangat berhutang budi padamu.” Aku tidak menyangka kalau aku akan menyelesaikan semua pekerjaan pengecekan ini begitu cepat. “Kau tahu, Myne, dengan keterampilan matematika seperti itu, kau akan menjadi pedagang yang besar. Aku dapat memperkenalkanmu ke Guild Dagang jika kau mau. ”

Otto rupanya telah terjebak menangani semua dokumen keuangan ini sendiri selama bertahun-tahun, sehingga ia akhirnya sangat berterima kasih atas bantuanku.

Aku mungkin ingin mendirikan sebuah toko buku setelah aku belajar bagaimana memproduksi buku secara massal. Mendapatkan koneksi ke Guild Dagang di sini mungkin dapat membantuku. Plus, kelihatannya sekarang Otto menganggapku sebagai seorang yang penting. Sempurna.

“Myne, jika kamu ingin mempelajari huruf, aku akan mengajarimu dengan serius. Dengan begitu, kau dapat membantuku dengan dokumenku juga tahun depan. ”

“Benarkah?! Yeeey! ”

“Hah? Apakah itu sangat membahagiakanmu? ” Otto berkedip dalam kebingungan, tapi mengapa aku tidak akan bahagia jika dia akan mengajariku dengan serius?

Maksudku, membantu dengan dokumennya berarti aku bisa menyentuh perkamen, kan? Itu berarti menulis huruf dengan tinta, kan? Menurutku itu sangat menakjubkan!

 

–Litenovel–
–Litenovel.id–

Daftar Isi

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *