Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho Volume 4 Chapter 6 Bahasa Indonesia

Reader Settings

Size :
A-16A+
Daftar Isi

Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho
Volume 4 Chapter 6

Interlude: Mimpi Boneka

Dalam kegelapan, ada boneka yang tergantung di lehernya. Sebuah pisau mencuat dari dadanya, darah merah menetes ke lantai. Lalu tiba-tiba, darah berhenti mengalir. Boneka itu perlahan mendongak.

Mulutnya dijahit dengan benang, dan salah satu matanya tidak memiliki kancing. Ia mengenakan gaun ungu mencolok, dengan rambut yang tidak serasi dengan warna dan ketebalan yang berbeda.

“Ah, boneka yang bentuknya aneh,” katanya. “Aku benci boneka itu. Oh, betapa malangnya aku.”

Boneka itu menggoyangkan lengan dan kakinya yang kekar, meratapi situasinya.

“Lihat aku. Leherku tergantung! Aku bahkan tidak bisa jalan-jalan seperti ini. Dan gaun menjijikkan apa ini?! Oh, betapa aku membencinya. Kau juga berpikir begitu, kan?”

Sesuatu berderit, seperti ranting patah setelah seseorang gantung diri. Itu hanya boneka, tetapi terlalu gelap dan gamblang.

“Hei, aku ingin boneka putri. Dan seekor kuda cokelat. Kakek punya boneka yang sangat bagus, tetapi dia tidak pernah memberiku satu pun. Aku berusaha menjadi gadis baik setiap hari, tetapi tidak mendapatkan apa pun. Ini sangat tidak adil.” Boneka itu memiringkan kepalanya. “Tetapi jika Kakek meninggal, semua bonekanya akan menjadi milikku, kan?”

Amnil melompat dari tempat tidur sambil berteriak. Keringat membasahi sekujur tubuhnya, rambutnya menempel di dahinya. Napasnya tersengal-sengal, dan dadanya terasa sesak.

“Mimpi yang sama lagi…”

Boneka yang bergoyang dan berdarah. Boneka itu menginginkan boneka putri dan kuda. Sungguh kebetulan yang tidak mengenakkan. Setelah mempelajari Sihir dan Ilmu Sihir, Amnil merasa sulit untuk percaya bahwa mimpinya tidak memiliki arti.

“Oh, benar juga,” kata Amnil, seolah baru menyadari sesuatu. “Orang-orang berdoa kepada Dewa di saat-saat seperti ini, bukan?”

Amnil memilih untuk meninggalkan imannya dan menggunakan setan. Dia tidak lagi punya hak untuk berdoa. Sambil tertawa meremehkan diri sendiri, dia bangun dari tempat tidur.

aku rasa aku tidak bisa tidur lagi. aku harus membaca buku atau sesuatu untuk mengalihkan pikiran aku.

Dia merasa sedikit kesepian karena tidak memiliki Dewa untuk diajak berpaling.

 

 

–Litenovel–
–Litenovel.id–

Daftar Isi

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *