Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho Volume 10 Chapter 2 Bahasa Indonesia
Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho
Volume 10 Chapter 2
Interlude: Akhir Kedermawanan
Itu adalah kejahatan yang perlu dilakukan dalam skala yang sangat besar.
Dengan Penyihir Kegelapan yang menguasai dunia sebagai kejahatan yang mutlak, Gereja dan para penyihir tidak punya pilihan selain bersatu. Sendiri, mereka tidak punya peluang, tetapi bersama-sama, mereka bisa mengalahkan musuh bersama mereka. Bersama-sama mereka bisa mengalahkan Penyihir Kegelapan dan membawa kedamaian sejati ke dunia.
Itu adalah rencana yang sangat berlarut-larut, namun pasti.
“Dengan bantuanku, rencana itu akan terwujud. Benarkah, Tuan?”
“Benar. Aku senang memiliki putri yang pintar.”
Di tengah Generos, sebuah pulau yang mengapung di lautan beku, berdiri sebuah katedral kecil, tempat Zero berhadapan dengan guru dan ibunya, Penyihir Kegelapan. Bukan untuk bertarung—tidak, tetapi untuk bergandengan tangan dalam membawa perdamaian ke dunia.
Zero tersenyum getir. “Kau penyihir yang mengerikan,” katanya. “Aku tidak mengharapkan yang kurang dari ibuku, guruku. Kau memberiku kehidupan, membesarkanku, dan membuatku menulis Grimoire of Zero. Kau kemudian membiarkan Thirteenth membawa buku itu ke dunia luar untuk menciptakan penyihir yang bisa bertarung. Yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa kami melakukan semua itu atas kemauan kami sendiri. Tidak sekali pun kami mempertimbangkan bahwa kami sedang dimanipulasi.”
“Aku hanya memberinya waktu. Tidak lebih, tidak kurang. Kalau kau tidak menulis grimoire, rencana ini tidak akan mungkin terlaksana. Kau adalah kunci rencanaku, hal yang sangat kuinginkan. Sekarang aku bisa mengatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Zero.”
Selama bertahun-tahun ia tinggal di ruang bawah tanah, Zero tidak pernah sekalipun melihat Penyihir Kegelapan berbicara dengan riang. Ia tampak menyeramkan sekaligus aneh; ia selalu tampak bosan dan mengantuk, namun ia tampak menyimpan sesuatu yang tak terduga di dalam dirinya.
Zero tidak pernah menyangka suatu hari nanti sang penyihir akan menatapnya dengan mata penuh kasih sayang.
“Ayo,” sang penyihir memberi isyarat, dan Zero melangkah maju. “Mari kita menjadi jahat bersama. Demi dunia yang kita cintai.”
–Litenovel–
–Litenovel.id–
Comments