Honzuki no Gekokujou Volume 1 Chapter 15 Bahasa Indonesia – Bawa Aku Ke Hutan Bahasa Indonesia
Honzuki no Gekokujou: Shisho ni Naru Tame ni wa Shudan wo Erandeiraremasen
Volume 1 Chapter 15 Bahasa Indonesia – Bawa Aku Ke Hutan
Bawa Aku Ke Hutan
Translator : Wabbaj4ck
Profreader : Another Chan
Salju di hutan mulai mencair dan benih-benih mulai tumbuh, setidaknya begitulah yang Tuuli katakan kepadaku setelah kembali dari hutan.
Anak-anak pergi ke hutan untuk mencari buah merupakan pertanda bahwa hibernasi yang mengerikanku sudah berakhir. Aku akhirnya sadar betapa buruknya hidup tanpa buku, tetapi aku tidak harus lagi menderita untuk membuat kertas.
Karena sekarang, aku bisa membuat tablet tanah liat! Tuuli bilang bahwa di hutan masih ada banyak salju sehingga sulit untuk berjalan dan tidak banyak buah yang bisa mereka kumpulkan pula. Tapi itu bukanlah masalah bagiku.
Yang ku inginkan adalah tanah liat yang lengket, dan aku akan mendapatkannya jika aku menggali tanah. Aku ingin pergi ke hutan dan membuat tablet tanah liat. Selama aku bisa sampai di hutan, akulah pemenangnya.
Tentu saja, aku tidak akan pergi ke hutan sendirian. Aku butuh Tuuli di sisiku, untuk mengawasiku. Yang berarti, aku perlu sedikit bermohon padanya.
“Kumohon, Tuuli,” kataku sambil berjalan ke arahnya. “Aku ingin pergi ke hutan juga. Aku ingin berteman dengan semua orang. Kumohon bawa aku bersamamu ke hutan!”
“Tidak bisa. Kau tak bisa berjalan sejauh itu.” Jawabannya sama persis seperti terakhir kali. Tapi jika aku mundur sekarang, maka semuanya akan berakhir. Aku harus menyelesaikan kurangnya kepercayaannya padaku.
“Aku sudah menjadi sedikit lebih kuat! Jika aku tidak bisa berjalan sejauh itu, aku akan menunggu di pintu gerbang. Kumohon.”
Tuuli ragu-ragu, tapi aku menghabiskan setiap hariku berolahraga, makan dengan sehat, berjalan ke sumur dengan Tuuli untuk mencuci piring, intinya aku membangun kekuatanku. Aku seharusnya cukup kuat untuk pergi ke hutan sekarang.
“… hanya jika Ayah bilang oke.” Tuuli akhirnya memberikan tanggung jawabnya kepada ayah. Lagipula itu tak terelakkan, karena dia harus menjagaku jika aku harus berhenti di pintu gerbang.
Aku mengalihkan pandanganku untuk meyakinkan Ayah. “Ayah, bisakah aku pergi ke hutan juga? Aku juga belum pernah demam akhir-akhir ini!”
“Iya juga…”
Aku sangat berhati-hati selama musim dingin ini, jadi aku hanya demam dan pingsan total lima kali. Um… Itu hanya sedikit, oke? Keluargaku sangat terkesan. Mereka seperti, wow, itu menakjubkan, kau sudah jauh lebih baik. Dan mereka bersungguh-sungguh!
Tidak terbaring terus-menerus berarti aku bisa makan lebih sering, yang tentu saja membuatku penuh dengan nutrisi, dan aku mulai berkembang lebih tinggi. Aku tidak setinggi rata-rata anak seusiaku, tapi aku yakin aku semakin kuat. Mungkin.
“Jika aku benar-benar tidak bisa sampai di hutan, aku hanya akan beristirahat di pintu gerbang. Kumohon? Kumohooooooon?”
Ayah mulai berpikir. Fakta bahwa dia tidak menolakku segera seperti Tuuli, memberiku harapan. Aku terus menyerangnya, aku harus mendapatkan izinnya.
“Aku hanya perlu membiasakan diri. Ada anak tiga tahun yang pergi ke hutan, kan? Tidak mungkin aku tidak bisa pergi sendiri.”
“Aaah, maksudku, itu benar, tapi… Mereka adalah anak usia tiga tahun yang begitu penuh dengan energi sehingga mereka mengamuk di sekitar rumah. Orang tua mereka pada dasarnya mengusir mereka keluar, paham?”
“… Jadi aku bisa pergi ke hutan jika aku mengamuk?”
“Tidak perlu seperti itu. Jangan bodoh.”
Aku sangat putus asa untuk mendapatkan izin ayah karena sekali musim semi datang ibu akan mulai bekerja lagi, yang berarti bahwa aku harus pergi ke tempat Gerda untuk menjaga anak-anak lagi.
Tempat itu sangat mengerikan bagiku, baik secara mental dan emosional. Aku benci di sana. Aku akan melakukan apapun untuk tidak pergi ke sana lagi. Aku tidak ingin melihat anak-anak dibiarkan.
“Ayah, kau khawatir karena aku tidak cukup kuat, kan? Nah, kalau begitu apa yang bisa aku lakukan? Apa yang akan membuatmu bisa mengizinkanku?”
“Pertanyaan bagus.” Ayah menutup matanya untuk berpikir. Aku menunggu dengan sabar untuk jawabannya. “… Untuk saat ini cukup berhenti di pintu gerbang.”
“Di pintu gerbang? Untuk berapa lama ?”
“Sampai kamu bisa berjalan ke sana sendirian. Kamu dapat pergi ke hutan jika kamu pergi kesana sendirian sama seperti anak-anak lain.”
Dengan kata lain, dia tidak membiarkanku untuk pergi ke hutan dengan mudah. Aku merasa bahwa tablet tanah liat impianku menjadi sedikit lebih jauh. Tapi cukup kuat untuk berjalan ke pintu gerbang sendirian sangat penting bagi Ayah untuk percaya padaku meskipun aku sangat lemah.
Yah, aku tidak akan ke hutan, tapi setidaknya dengan cara ini aku tidak harus pergi ke Ny. Gerda.
“… Oke. Aku bisa melakukannya, Ayah.”
Aku mengangguk dan melihat ekspresi Ayah melembut dengan lega. Dia mungkin berpikir bahwa jika aku menolak, aku benar-benar akan mengamuk.
“Hei, Ayah. Apakah ini berarti aku harus pulang setelah mencapai gerbang?”
“Tidak. Kamu bisa tinggal dan meminta Otto mengajarimu huruf.”
“Tunggu… Benarkah?” Ayah cemburu karena Otto mengajariku huruf, dan sekarang dia tidak keberatan sama sekali? Apa yang terjadi padanya?
Aku memiringkan kepalaku dalam kebingungan saat Ayah mengerutkan alisnya sedikit.
“Tubuhmu lemah, Myne. Tapi Otto bilang kau sangat pintar. Dia bilang kau tidak akan punya masalah mendapatkan pekerjaan yang menggunakan kepalamu. Hal terbaik yang bisa kulakukan adalah membiarkan dia mengajarimu huruf. Semakin banyak yang kau tahu, semakin bagus.”
Otto memahami bahwa ayahku sangat mencintai putrinya dan memberinya argumen yang sempurna untuk meyakinkan dia. Aku sangat bersyukur sehingga aku hampir menangis. Aku tidak menyangka bahwa ia secara resmi akan membiarkan Otto menjadi guruku.
“Aku berpikir kamu akan cocok untuk pekerjaan yang menggunakan tanganmu, tetapi Otto bilang kepadaku pekerjaan yang melibatkan kecerdasan memiliki bayaran yang lebih baik, dan mereka sangat bagus.”
“Pekerjaan yang melibatkan kecerdasan? Pekerjaan macam apa itu?” Aku tidak bisa membayangkan pekerjaan seperti apa yang dikhususkan untuk orang-orang pintar di dunia ini. Apakah ada pekerjaan di mana aku hanya bisa menggunakan kepalaku?
“Yah, katanya ada orang yang menulis dokumen untuk administrator dan bangsawan. Kamu bisa melakukannya di rumah ketika kamu merasa tidak sehat, itu tidak masalah.”
Menulis dokumen untuk orang lain? Itu mungkin mirip dengan paralegal di Jepang. Itu sudah pasti jenis pekerjaan yang bisa aku lakukan di rumah, selama aku memenuhi syaratnya. Meskipun aku tidak tahu apa kualifikasinya.
“Otto adalah seorang prajurit, tapi dia dulunya adalah seorang merchant. Dia punya beberapa koneksi ke Guild Merchant. Ibumu dan aku tidak bisa memperkenalkanmu pada pekerjaan yang pas denganmu, jadi jangan sia-siakan koneksimu dengan Otto.”
Um… Ayah sudah paham tentang hal ini, ya?
“Terima kasih, Ayah. Aku akan melakukan yang terbaik.”
Saat Ayah mengacak-acak rambutku, aku berpaling dan menatap Tuuli. “Tuuli, maukah kau membantuku?”
“… Kau tidak akan berhasil.” Tuuli menggelengkan kepalanya. Dia juga merawatku sebagai adik perempuannya, membantuku dengan apa pun yang aku butuhkan, tapi dia tidak mau mengalah untuk membawaku ke hutan.
Ayah tampaknya setuju dengan Tuuli, jadi dia hanya mengangguk. “Aku tahu dia tidak akan. Tidak sekarang. Tapi Myne akan menderita jika dia tidak bisa sampai ke hutan.”
“Itu benar, tapi… dia hanya akan menjadi beban…”
“Iya. Sekarang, dia adalah beban bagi semua orang.”
Tuuli dan Ayah menganggapku sebagai beban. Beban besar. Aku tahu itu benar, tapi mendengar mereka mengatakan itu tepat di depanku benar-benar sakit.
“Dia harus kuat untuk bisa berjalan secepat dengan yang lain terlebih dahulu. Sampai saat itu, dia akan berhenti di pintu gerbang. Aku akan berjalan dengannya sampai dia bisa mencapai gerbang. Setelah dia cukup kuat untuk itu, aku butuh bantuanmu, Tuuli.”
“… Kalau begitu, aku akan melakukan yang terbaik.” Tuuli, dengan rasa tanggung jawabnya yang besar, memberi anggukan.
Tapi aku hanya menurunkan bahuku. Keluargaku sama sekali tidak percaya pada kekuatanku, seperti biasanya.
… Aku tidak percaya mereka berpikir kalau aku bahkan tidak akan sampai ke gerbang. Tidakkah mereka tahu aku bisa berjalan ke sumur tanpa kehabisan napas sekarang? Sheesh.
Keesokan harinya, aku pergi ke pintu gerbang bersama Ayah, ketika matahari sudah tinggi. Aku hanya bisa pergi ke pintu gerbang bersamanya ketika dia bertugas di siang hari.
Terdapat tiga pergantian penjagaan di pintu gerbang: tugas pagi, dari pembukaan pintu sampai tengah hari; tugas tengah hari, dari tengah hari sampai penutupan pintu; dan tugas malam, dari penutupan pintu gerbang hingga pembukaan pintu gerbang. Sampai aku bisa berjalan ke gerbang sendirian, aku harus berjalan dengan Ayah ke sana dan kemudian, tergantung pada kesehatanku, apakah aku menunggu Tuuli kembali dari hutan atau menunggu Ayah untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga aku bisa pulang bersamanya.
“Jangan memaksakan dirimu terlalu keras, Sayang. Awasi Myne, Gunther.”
“Ya, tentu saja. Ayo kita pergi, Myne.”
“Da da.” Aku mengucapkan selamat tinggal pada Ibu ketika dia menatapku dengan khawatir, dan kemudian memegang tangan Ayah saat kami berjalan ke pintu gerbang. Aku sudah membangun kekuatan yang cukup sehingga aku tidak perlu beristirahat untuk bisa mencapai tangga lantai 1, tetapi pada saat kami mencapai jalan utama, aku sudah sedikit kehabisan napas.
Kau tahu… sekarang aku sadar, aku tidak pernah berjalan ke gerbang sendiri sebelumnya. Seseorang selalu membawaku di punggung atau bahu mereka, dan juga naik diatas gerobak.
“Kamu baik-baik saja, Myne?”
“Aku, masih… oke…” Jika aku menyerah terlalu cepat, dia mungkin takkan membiarkanku pergi ke hutan selama sisa hidupku. Aku bilang aku masih baik-baik saja untuk menghindari itu, tapi aku benar-benar tidak baik-baik saja sama sekali. Tubuhku terasa begitu berat. Aku ingin jatuh ke tanah.
“Kau tidak terlihat oke sama sekali, kau tahu. Hup.” Ayah menghela napas dan mengangkatku. Pada saat-saat itu, aku bersandar padanya dan bernapas dengan kelelahan. Aku… Aku tidak bisa melakukannya! Aku akan mati! Keluargaku benar. Aku tidak pernah bisa sampai ke hutan jika seperti ini.
“Hei, Ayah. Otto akan mengajariku huruf sekarang, tapi apa tidak apa-apa bagiku untuk mengambil waktunya? Bagaimana dengan waktu kerjanya?” Otto bekerja sebagai penjaga. Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, mengajariku untuk membaca tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya.
“Kami memiliki lima anak magang yang sudah melewati pembaptisan di musim semi. Otto juga memiliki tugas untuk mengajari mereka membaca.” Penting bagi seorang penjaga untuk setidaknya memahami huruf. Jika mereka tidak bisa membaca dan menulis nama orang dan pekerjaan mereka, mereka tidak bisa melakukan pekerjaan mereka dengan benar.
“Jadi dia akan mengajariku bersama dengan mereka?”
“Ya, seperti itulah. Tapi kau tidak akan ikut sebagai penjaga magang. Kau adalah asisten Otto.”
“Asisten?” Apakah itu baik-baik saja untuk anak sepertiku? Aku hanyalah gadis berusia lima tahun. Kupikir siapa pun tidak akan percaya jika aku adalah asisten Otto.
“Myne. Kamu membantu Otto dengan pekerjaannya, bukan?”
“Yah, dengan laporan anggaran dan hal-hal lainnya… Tapi yang ku lakukan hanyalah perhitungan kecil.” Aku hanya membantu Otto sekali. Dia pernah bilang untuk menelan harga dirinya, jadi aku pikir lebih baik untuk tidak menyebarkan berita ini jadi aku tidak memberitahu Ayah tentang hal itu. Tapi sepertinya Otto melaporkannya, karena takut ditegur.
“Ya. Otto dari dulu sudah mengatakan kalau dia kesusahan untuk bekerja sendirian, tapi tidak ada seorangpun yang paham matematika untuk membantunya. Dia sendiri yang bilang dia ingin mengajarimu huruf dan menjadikanmu asistennya.”
Aku memintanya untuk mengajariku huruf dengan syarat aku harus membantunya, tapi sepertinya dia tidak bercanda ketika dia mengatakan dia ingin aku menjadi asistennya.
“Dari sudut pandangnya, kamu akan menjadi asistennya, tapi kita tidak bisa memberikan pekerjaan kepada seorang anak yang belum dibaptis. Jadi secara resmi, kamu hanya akan ke pintu gerbang untuk belajar huruf. Bayaranmu adalah pena batu tulis. Ketika kau sakit, kau tak perlu pergi. Otto sangat serius untuk meyakinkanku. Katanya dia tidak akan menemukan seseorang yang lebih murah baginya di mana saja.”
Jadi simpelnya, mereka ingin aku membantu Otto dengan pekerjaan dokumennya sementara dia mengajariku membaca. Mungkin dokumen persiapan untuk anggaran tahun depan. Fakta bahwa Otto berbicara dengan atasannya dan menyusun rencana untuk “mempekerjakan”-ku sebagai penolongnya dengan gaji pena batu tulis… Dia benar-benar seorang merchant. Aku rasa dia sangat berpengalaman untuk mendapatkan keuntungan tanpa menguras banyak isi dompetnya.
Ayah dan aku sampai di gerbang, dia menggendongku setelah setengah jalan ke gerbang. Aku perlu istirahat di ruang tugas malam segera setelah kami sampai di sana. Aku ragu aku bisa melakukan hal lain. Aku sangat lelah sehingga ayah harus menaruhku di atas bangku. Tidak sampai tengah hari aku berhasil terbangun.
“Hey, Myne. Aku akan memulai kelas. Mau ikut?”
“Uh huh.”
Otto datang mencariku, jadi aku membawa tas jinjingku dan pergi bersamanya ke ruang latihan. Salah satu sudut di dalam ruangan itu terdapat meja dengan kursi, dan ada lima anak laki-laki yang baru saja dibaptis sedang duduk disana. Mereka mungkin anak magang yang ayah sebutkan.
“Myne adalah putri kaptenku, dan dia telah membantuku dengan pekerjaanku. Dia akan bergabung dengan kalian berlima dalam belajar membaca. Jangan ada yang mengejeknya.” Otto memperkenalkanku layaknya seorang guru dan memulai kelas. Dia mulai menulis huruf-huruf dasar alfabet di papan tulis besar. Aku tidak bisa membaca jika tidak menghafalnya.
“Pertama, pelajari semua huruf-huruf ini.” Dia memulai dengan menulis lima dari tiga puluh lima huruf sambil mengucapkannya. Aku telah belajar beberapa dari mereka sebelumnya, sehingga tidak terlalu sulit untuk menghafal mereka.
“… Kau sangat cepat belajar, Myne.”
“Aku suka hal-hal semacam ini lebih dari hal-hal fisik, jadi…”
Aku tidak sama dengan semua anak di dunia ini, Aku terbiasa belajar. Menurutku, kunci untuk belajar cepat adalah jangan menentang perasaanmu dan teruslah belajar. Seperti kata pepatah, jika kamu menyukai pekerjaanmu, pekerjaanmu akan mencintaimu. Sejujurnya aku merasa tidak enak untuk lima anak magang yang sedang memegang pena untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, dan harus terbiasa dengan menulis..
“Tn. Otto, Aku pikir sudah cukup untuk belajar huruf untuk hari ini,” Aku berkata.
Setelah mendengar itu, Otto berbalik dengan mata terbuka lebar karena terkejut. “Apa? Cukup?”
Perasaanku baru sekitar tiga puluh menit telah berlalu semenjak mulai belajar, tapi itu adalah menit yang sangat panjang dan membosankan bagi anak-anak di sekitarku. Mereka mulai gelisah di tempat duduk mereka. Bukti bahwa mereka sudah bosan.
“Tidak masuk akal untuk mengharapkan orang-orang yang belum pernah memegang pena sebelumnya untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Setelah mereka mempelajari huruf sebentar, beralihlah ke matematika. Suruh mereka membuat sketsa peta kota. Ajarkan mereka kode moral penjaga kota dan aturan apa yang harus mereka ikuti. Campur dengan beberapa latihan. Jika kamu membahas banyak topik yang berbeda dalam satu hari, mereka akan belajar dan mengingat hal-hal dengan lebih baik.”
Otto menatapku dengan ekspresi yang terkejut.
Sebenarnya, ini adalah terapan dari sistem Sekolah Dasar, terutama mengingat usia mereka. Coba bayangkan jika harus belajar Hiragana seharian di dalam kelas, atau alfabet lainnya. Tidak ada anak SD yang bisa melakukan itu. Apalagi untuk anak-anak di dunia ini, yang tidak terbiasa untuk duduk dalam waktu yang lama.
“Mari kita beralih ke matematika. Kalian bisa memulainya dengan menghitung angka.” Untunglah mereka pernah pergi ke pasar untuk berbelanja, jadi mereka tahu menghitung 1 sampai 10. Tetapi beberapa dari mereka tampak sedikit kesusahan menghafal dengan beberapa angka, jadi Otto mengatakan angka-angka itu dengan keras saat menulis satu sampai lima pada batu tulis. Setelah anak-anak gelisah lagi, Aku menyarankan kita berhenti dengan matematika dan beralih ke latihan untuk meniup uap.
“Aku pikir itu cukup untuk hari ini, Tn. Otto.” Aku memberikan saran kepada Otto, dan membiarkan anak-anak pulang lebih awal. “Pastikan untuk menghafal semua huruf dan angka yang kita bahas hari ini. Jika tidak, kalian akan tertinggal dan itu akan membutuhkan banyak pembelajaran ekstra jika kalian ingin mengejarnya. Menghafal huruf dan angka adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan kalian.”
Anak-anak itu bersorak ketika pulang lebih awal dan meninggalkan ruangan. Otto, tampak bingung, dan berkembang menjadi ekspresi masam saat ia melihat mereka pergi. “Myne, serius, mereka tidak akan pernah belajar jika kita seperti ini.”
“Mmm? Tapi jika mereka belajar dengan sangat bosan, malah itu akan memakan waktu lebih lama bagi mereka untuk belajar. Cara seperti ini adalah cara yang terbaik. Kau tidak harus membandingkan mereka denganku.”
“Ah… Benar.” Otto, menyadari bahwa dia secara tidak sadar membandingkan anak-anak laki-laki itu denganku, dan dengan canggung menggaruk kepalanya.
“Plus, itu tanggung jawab mereka untuk menghafal huruf-huruf, jadi aku tidak berpikir ini akan mudah bagi mereka.”
“Benar. Tanggung jawab diri adalah hal yang susah bagi anak-anak kecil yang baru mulai bekerja.” Otto memberiku senyum, jadi aku tersenyum sambil menghela napas dengan tenang. Aku mengatakan semua itu berdasarkan pengalamanku ketika aku masih Urano, tapi, tidak ada yang tahu kalau itu adalah jalan yang benar.
Otto dan aku kembali ke ruang jam malam agar dia bisa menggunakan sisa waktunya untuk memberiku pelajaran pribadi. Aku menyuruhnya menulis beberapa kata di batu tulis, yang kemudian aku praktekkan menulisnya sendiri. Sementara itu, dia memulai pekerjaannya.
“Oke, sepertinya kamu sangat cepat untuk belajar. Aku pikir sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai mengajarimu kata-kata. Aku akan mulai dengan kata yang sering kita gunakan sepanjang waktu.”
Jadi, semenjak aku sudah menguasai alfabet, Otto mulai mengajariku kata-kata. Tapi semua kata-kata yang dia ajarkan kepadaku semuanya berkaitan dengan pekerjaan seorang penjaga kota. Dia benar-benar berniat untuk membuatku bisa membantunya dengan pekerjaannya. Aku merasa bahwa ketika aku memiliki tingkat keaksaraan yang bagus, ia tidak akan menunggu musim anggaran tahun depan untuk membuatku segera bekerja.
… Maksudku, kata dan frasa pertama yang dia ajarkan adalah “Pertanyaan Orang,” “Bangsawan,” “Surat Pengantar,” dan “Permohonan Tertulis.” Um, apa dia pikir aku akan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hariku? Setidaknya mulailah dengan daftar ketentuan dari anggaran, dengan begitu aku bisa belajar beberapa kata yang berguna seperti nama makanan, tanaman, dan peralatan…
Ayah datang mencariku saat aku sedang menulis di papan tulis. Gerbang akan ditutup, yang berarti Tuuli dan yang lainnya telah kembali dari hutan. Aku memasukkan batu tulis ke dalam tasku dan pulang bersama mereka.
“Ayo pulang, Myne.”
Anak-anak yang lain, yang sedang membawa keranjang dan berbagai alat dan hal-hal lain, menatapku.
“Apa? Myne?”
“Itu adik Tuuli? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya.”
Tatapan mereka itu membuatku secara refleks bersembunyi di balik Tuuli.
“Yah, mau gimana lagi. Myne jarang keluar rumah.”
Rupanya, Myne dimasa lalu hampir tidak pernah berpartisipasi dalam acara sosial lingkungan, sehingga anak-anak setempat menganggapnya sebagai monster langka dengan tingkat pertemuan yang rendah. Tuuli menghiburku dengan mengatakan “Mereka tidak mengejekmu, mereka hanya melihatmu,” tapi itu tidak membantu.
“Kau mau pulang bersama kami, Myne?”
“Lutz!” Sangat lega melihat wajah yang familiar, aku melihat sekeliling untuk melihat apakah Ralph juga ada di sana juga. Tapi aku tidak melihatnya, meskipun perawakannya yang tinggi dan rambut merahnya seharusnya jadi mencolok. “Hah? Dimana Ralph? Apakah dia sakit?”
“Ralph berusia tujuh tahun musim semi ini. Dia bekerja hari ini.”
“Wow…” Ralph bahkan belum berumur tujuh ketika aku bertemu dengannya, ya? Aku mengenalnya dari kenangan Myne dimasa lalu, tapi dia begitu tinggi dan penuh perhatian jadi aku berasumsi dia sudah berumur delapan atau sembilan tahun. Tunggu… Apakah hanya aku atau apakah Lutz jadi jauh lebih tinggi selama musim dingin juga? Sepertinya aku harus menekuk sedikit lebih keatas untuk melihat matanya sekarang.
Dengan pikiran-pikiran itu, aku mulai berjalan pulang. Anak-anak lain berjalan dengan cepat, mungkin mereka ingin pulang sesegera mungkin untuk mengeluarkan barang-barang mereka. Mereka baru saja akan meninggalkanku, tapi Tuuli dan Lutz membantuku.
“Kalian, jangan cepat-cepat!”
“Kau baik-baik saja, Myne?”
Aku berusaha berjalan secepat yang ku bisa, tapi mereka berjalan terlalu cepat. Mereka tidak peduli. Mereka tidak mau menungguku, karena aku sangat lambat. “Mereka begitu cepat…”
“Maaf, Lutz. Maukah kau mengurus Myne untukku? Aku harus pergi mengawasi mereka semua.” Tuuli adalah anak tertua dari anak-anak pra-pembaptisan, jadi dia merasa perlu memprioritaskan mereka daripada aku, terutama jika Lutz bisa mengawasiku.
“Baiklah. Perlahan-lahan, Myne. Aku tidak akan bisa menggendongmu jika kau pingsan.” Lutzlah satu-satunya yang tetap dibelakang bersamaku dan berjalan perlahan.. Aku tidak ingin menjadi beban baginya, jadi aku mengikuti sarannya dan berjalan perlahan.
“Apa yang kau lakukan di gerbang, Myne?”
“Belajar huruf.”
“Huruf? Kau bisa menulis?!” Lutz melihatku dengan sangat terkejut. Aku merasa matanya berkilau penuh dengan kagum terhadapku, tapi aku belum mengetahui banyak kata-kata untuk bisa mengatakan kalau aku bisa menulis. Kekagumannya membuatku merasa sedikit canggung.
“Aku masih kesusahan menulis namaku. Aku masih belajar menulis.”
“Kau sangat menakjubkan, Myne! Kau bisa menulis namamu? Itu sangat keren!”
…Um? Entah bagaimana, dia terlihat lebih kagum sekarang. Aku tidak menyangka ada orang yang akan kagum kepadaku karena aku bisa menulis namaku. Tapi jika kupikirkan lebih dalam, aku ingat Otto mengatakan bahwa di pedesaan hanya kepala kotanyalah yang dapat membaca dan menulis, dan Ayah juga sangat bangga karena bisa menulis namanya.
…Aku memandang dia rendah, karena memikirkan dia hanya dapat melakukan itu, tapi nyatanya itu adalah hal yang sangat menakjubkan. Sekarang aku mengerti mengapa membantu pekerjaan dokumen sangatlah penting. Karena itulah Otto sangat ingin untuk mengajariku, dibandingkan teman kerjanya. Seseorang yang puas dengan menulis namanya tidak akan cocok untuk bisa membantu pekerjaan dokumen.
“Haaah… Haaah…”
“Kau baik-baik saja, Myne?” Mempelajari huruf sangatlah mudah untukku, tapi untuk membangun kekuatanku adalah sesuatu yang sangat berbeda. Suka atau tidak, aku harus mengakui semua orang disini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Ketika aku bisa sampai disisi Lutz, aku sudah sangat kelelahan dan tidak bisa berbicara, seperti dugaanku, aku terkena demam dan terbaring selama 2 hari.
“Ya Dewa, kan sudah kukatakan jangan paksakan dirimu!” Ibu sangat kesal, tapi aku harus menjadi lebih kuat. Demam yang biasanya membuatku terbaring selama 5 hari kini menjadi 2 hari. Ketika hari ketiga aku sudah sehat.
Aku berjalan ke pintu gerbang dengan ayah, lelah ditengah perjalanan. dan digendong hingga sampai ke tujuan. Dari siang aku belajar membaca dan menulis, ditambah membantu Otto menghitung. Aku pulang bersama dengan yang lainnya, tapi aku langsung ditinggal dan kehabisan nafas bersama dengan Lutz disampingku, dia khawatir. Ketika aku sampai dirumah, aku terbaring lagi.
Rutinitas itu berulang selama 1 bulan, tapi aku terus menerus membangun kekuatanku. Awalnya, aku beristirahat 3 hari setiap kali aku pergi ke gerbang, kemudian 3 hari berubah menjadi 2 hari, dan akhirnya istirahat dan hari pergi ke gerbangku menjadi terbalik. Aku masih sangat lambat, tapi aku bisa sampai ke gerbang dengan sendirian.
Akhirnya, 2 hari aku ke gerbang, 1 hari aku istirahat, kemudian 3 hari aku ke gerbang, 1 hari aku istirahat. Keluargaku merayakan ketika aku bisa pergi ke gerbang 5 hari berturut-turut tanpa harus beristirahat sehari.
“Kau berhasil, Myne. Kau bisa pergi ke gerbang selama seminggu tanpa terkena demam.”
“Gadis kecilku sekarang sudah kuat! Ayah sangat bangga!”
“Kau akan segera bisa pergi ke hutan, sayang.”
Kegembiraan keluargaku menyemangatiku untuk bisa berusaha lebih keras lagi, tapi itu justru malah membuatku terbaring selama 2 hari berturut-turut. Ini tidak akan mudah.
3 bulan setelah aku mulai pergi ke gerbang, aku mendapatkan izin untuk pergi ke hutan. Tanda-tanda musim panas mulai kelihatan, menandakan akhir musim semi.
–Litenovel–
–Litenovel.id–
Comments