Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho Volume 3 Chapter 0 Bahasa Indonesia
Zero Kara Hajimeru Mahou no Sho
Volume 3 Chapter 0
Saint Akdios (Babak Kedua)
Suara tembakan mengguncang Kota Suci, diikuti oleh keheningan singkat. Lia ambruk tak berdaya di sofa ketika dia menerima laporan bahwa para prajurit telah membunuh Beastfallen yang berencana membunuh orang suci itu.
“Tidak mungkin… Kenapa? Sudah kubilang jangan membunuhnya! Dia tidak mungkin menginginkanku mati!” Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis. “Tentara bayaran,” gumamnya dengan suara gemetar.
Sanare memeluk tuannya dengan lembut, menenangkannya. “Tidak ada yang bisa kami lakukan,” kata pelayan itu.
Theo memperhatikan mereka dalam diam dari sudut ruangan.
Mercenary sudah mati. Bagaimana itu bisa terjadi? Beastfallen yang besar dan kuat tidak mungkin mati semudah itu.
Anak laki-laki itu ingin berteriak bahwa itu tidak benar, tetapi tubuhnya tidak bergerak, seolah-olah tulang-tulangnya membeku. Dia hanya menatap orang suci yang meratap itu, menggigit bagian dalam pipinya. Dia harus melakukannya. Kalau tidak, dia mungkin akan berteriak padanya, menyalahkannya atas kematian Beastfallen.
Para pengawal orang suci itu membunuh Mercenary, jadi tidak ada bedanya dengan dia yang melakukan perbuatan itu sendiri.
Tentara bayaran itu ditembaki di jembatan dan jatuh ke danau bersama pendeta. Para penjaga masih mencari mayat-mayat itu. Beberapa dari mereka datang untuk memberikan kabar terbaru.
Mereka dipenuhi kegembiraan karena telah membunuh monster yang menakutkan.
Siapa monster sebenarnya di sini? pikir Theo.
Seorang Beastfallen yang memperlakukan anak miskin sebagai manusia biasa, meskipun tidak mengetahui latar belakangnya?
Apakah mereka yang menganggap Beastfallen sebagai pembunuh tanpa memverifikasi klaim mereka?
Atau mungkin orang suci yang memainkan kartu korban setelah anak buahnya sendiri membunuh jiwa yang tidak bersalah?
Kenapa? Theo mengepalkan tangannya. Kenapa ini selalu terjadi padaku? Semua orang yang dia sayangi akhirnya meninggal, meninggalkannya.
Dia mengatakan mereka akan pergi jalan-jalan suatu hari, namun dia meninggalkan anak itu sendirian.
“Teganya kau melakukan ini padaku, Kek?” Kuku Theo menancap dalam pada perban yang melilit tangannya.
–Litenovel–
–Litenovel.id–
Comments